Perjalanan spiritual Nabi yang penuh makna, sebagai tonggak peradaban manusia dialam raya ini adalah yang wajib dilakukan oleh manusia terutama umat Nabi Muhammad SAW secara kaffah. Momentum satu kejadian yang mempunyai makna eskalasi arus bawah untuk satu pembebasan hak kepemilikan pada tuan. Tuan besar yang menjarah kekayaan. Mereka itu arti tafsir dibidang sosial dan budaya, lain lagi dengan rujukan asbabunnuzulnya satu perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso, kemudian ke Sidratulmuntaha, masjid itu bisa saja, langgar, mushalla, pasar, tempat mengabdikan diri secara ideologis, menuju tempat pengabdian yang jauh. Aqsa, dalam rangka mengembangkan misi Sidratul Muntaha kehendak Tuhan, Allah SWT.
Masjidil Haram itu satu zona semua pengabdian yang diharamkan segala bentuk keburukan perilaku, hasat haasud, iri dengki, rakus tamak, ketidakadilan. Semua yang akan berakibat DOSA ( akibat perilaku buruk yang tidak mengikuti system yang Allah tawarkan) sedangkan Masjidil Aqso satu tempat yang jauh dari hal-hal yang kurang baik. Sholat merupakan media untuk mencapai keshalehan spiritual individual hubunganya dengan Allah SWT. Sholat juga sebagai sarana untuk menjadi keseimbangan tatanan masyarakat yang egaliter, beradab dan penuh dengan kedamaian. Makanya tidak berlebihan kiranya apabila Alexis Carell menyatakan Apabila pengabdian, sholat dan doa yang tulus kepada yang Maha Kuasa disingkirkan dari tengah kehidupan kemasyarakatan. Hal itu berarti kita telah menandatangani kontrak bagi kehancuran masyarakat itu sendiri. Perlu diketahui bahwaAlexis Carel bukanlah orang yang memiliki latar belakang agama. Tetapi dia adalah seorang dokter yang pakar humaniora dan telah dua kali menerima nobel atas hasil penelitianya terhadap jantung burung gereja dan pencangkokannya. Tanpa pendapat Carel pun Al Qur’an 15 abad yang lalu telah menyatakan bahwa sholat yang dilakukan dengan khusuk akan bisa mencegah perbuatan keji dan mungkar sehingga tercipta tatanan masyarakat yang harmonis, egaliter, dan beretika.
Konteks social : J anganlah senang lantaran engkau melakukan ketaatan, tetapi senanglah lantaran ketaatan itu dikaruniakan Allah kepadamu “katakanlah berkat karunia dan Rahmat Allah-lah hendaknya mereka bergembira, itu lebih baik dari pada apa yang mereka kumpulkan” (QS.Yunus :58 ) dalam konteks Islam ketaatan atau taat, bukanlah karena kelemahan, ketidak berdayaan, sehingga memiliki konotasi keterpaksaan. Tetapi justru kemulyaan dan ketinggian akhlaq Allah AlAhad, baik ciptaanNya baik alam raya yang tak terjangkau luas maupun ketinggianNya, beserta isinya termasuk manusia system dan mekanismenya adalah satu paket yang solid clan terintergratif, kompak clan saling menguatkan clan melengkapi. Waiau manusia diberi potensi untuk mendrive berbagai cipta. Inti dari isra’mi’raj adalah perintah sholat lima waktu, yang hams ditaati.
Wassalamu’laikum warohmatullahi wabarokatuh
Ali
Redaksi