Perjalanan Menuju Akhirat (3)

menuju-akhirat.jpg

BERKEMBANG DAN MATI

Bayangkan, lebih dari 1.400 tahun yang laluAl-Qur’an telah meginformasikan bahwa langit yang terdiri dari triliunan galaksi itu memang digelembung-kan (diperluas), suatu ha! yang baru beberapa dasa warsa terakhir saja berhasil dibuktikan oleh para ilmuwan bahwa alam semesta ini memang mengembang, di mana galaksi yang satu dengan yang lainnya saling menjauh, persis ibarat balon yang diberi titik-titik hitam, lalu balon itu ditiup, maka titik-titik tadi akan saling menjauh. Dari fakta-fakta penelitian yang dilakukan oleh para akhli astronomi, antara lain berdasar data-data teleskop canggih seperti Hubble, Spitzer dan Compton, mereka menyimpulkan, bahwa jagat raya ini memang mengembang, tepatnyamenggelembung.

“Dan langit itu benar-benar Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya (menggelembung-kannya). ” (Q.S. adz-dzariat[51]: 47).

Dari data terakhir basil penelitian para ilmuwan, seberapa luas alam semesta ini? Sejauh ini mereka menyimpulkan bahwa garis tengah (diameter) alam semesta ini adalah 30 miliar tahun cahaya. Namun mereka juga dihadapkan pada suatu fakta yang menga-gumkan, sekaligus juga, mungkin membingungkan, ternyata alam semesta ini jugasedang bergerakke suatuarahyang tidakmerekaketahui”muaranya”!

Namun satu hal yang pasti, para akhli itu yakin pula bahwa alam semesta ini suatu ketika pasti akan hancur dan dalam teminologi agama disebut kiamat!

Para ilmuwan menamakan kiamat itu dengan berbagai istilah, ada yang menyebut heat death of the universe (kematian panas alam semesta), ada yang mengistilahkan steade state universe, ada juga yang menyebut oscillating universe. Ya, apa pun namanya, pengertiannya satu: kiamat!

“Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tithannya. “(Q.S. ar-Ruum [30]: 8).

Allah-lah yang menentukan kapan kematian alam semesta (kiamat) terjadi, yangjuga disebut kiamat besar (kubra). Sedangkan kematian diri kita, disebut juga sebagai kiamat kecil (sugra). Yang menarik adalah fakta pergerakan alam semesta di mana putaran setiap galaksi, bintang, planet beserta satelitnya berlawanan dengan arah jarumjam, yaitu berputar ke kiri, persis seperti putaran orang thawaf di Baitullah,juga persis putaran benda yang teramat kecil yaitu atom. Putaran-putaran itu, bagaimanapun melambangkan ketundukan (ketaatan) kepada Yang Maha Menggerakkan Semuanya, yakni Allah SWT. Adakah semua itu bersifat kebetulan semata? Tentu saja tidak! Perhatikanlah, semua planet, bintang-bintang, galaksi,juga super cluster (gugusan galaksi), bahkan seluruh alam ini, bergerak secara terukur sesuai dengan kadarnya masing-masing.

“Sucikanlah Nama Tithanmu yang Maha Tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan (ciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi peturyuk” (Q.S. al-A’la[87]: 1-3).

Jagad raya ini, tunduk patuh terhadap ketentuan-Nya. Namun manusia, ada yang tunduk ada yang tidak. Tentu sebagai orang beriman kita tunduk (berserah diri) dengan ikhlas kepada-Nya dengan tetap berpegangpadaAlQur’andan Sunnah Rasul-Nya.

“Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya dan jangan kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri (muslim) “(Q.S. 3: 102).

Fakta-fakta mengenai kebenaran yang tidak terbantahkan, seperti mengembangnya jagat raya ini yang berujung pada kehancuran dan ”berkembang-nya” hidup kita yang pasti berakhir pada kematian, adalah fakta yang sangat jelas. Akankah fakta-fakta itu membuat diri kita tunduk dan taat kepadaAllah SWT? Apabila tidak juga tunduk dan berserah diri, maka kerugian dan penderitaanlah yang pasti ditemui, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

situs gacor hari ini

slot 4d

situs gacor hari ini

Bagikan

PinIt
submit to reddit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Top