Semangat para jamaah Mushalla Attawabin sekalipun sempat heboh lantaran brodcase pendanaan bulan Mei yang lalu sempat menyelenggarakan peringatan isro’mi’roj Nabi. Hadir penceramah dari Gesik Surabaya Habib Muhammad Assegaf dengan antusias warganya hadir pula perangkat desa setempat menunjukan bahwa hubungan masyarakat muslim dengan umat Hindu setempat sangat harmonis. bahkan saling bantu membantu, malam itu perangkat desa menyumbang 1 juta rupiah sebagai wujud menyamabraya.
Selain dari pada itu dalam waktu yang hampir sama MUI telah menyelesaikan kapasitasnya sebagai pengayom masyarakat yang mengalami berbagai kendala bulan Maret yang baru lalu telah diselesaikanya kemelut tersebut walaupun sempat tertunda agak lama terkendala adanya masing-masing mempunyai prinsip yang gigih.
Alhamdulillah hal tersebut sudah terselesaikan. hadir dan penyerahan dana sebesar 400 juta pada saat itu adalah Ketua umum MUI Bali, HM.Taufik Asadi, sekretaris H. Kadir Makaramah SH. dan ketua HM. Dasir MA serta Notaris di Denpasar menyerahkan dana masyarakat yang terhimpun disaksikan oleh takmir Mushalla dan media Suara Umat.
Bayangkan, lebih dari 1.400 tahun yang laluAl-Qur’an telah meginformasikan bahwa langit yang terdiri dari triliunan galaksi itu memang digelembung-kan (diperluas), suatu ha! yang baru beberapa dasa warsa terakhir saja berhasil dibuktikan oleh para ilmuwan bahwa alam semesta ini memang mengembang, di mana galaksi yang satu dengan yang lainnya saling menjauh, persis ibarat balon yang diberi titik-titik hitam, lalu balon itu ditiup, maka titik-titik tadi akan saling menjauh. Dari fakta-fakta penelitian yang dilakukan oleh para akhli astronomi, antara lain berdasar data-data teleskop canggih seperti Hubble, Spitzer dan Compton, mereka menyimpulkan, bahwa jagat raya ini memang mengembang, tepatnyamenggelembung.
“Dan langit itu benar-benar Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya (menggelembung-kannya). ” (Q.S. adz-dzariat[51]: 47).
Dari data terakhir basil penelitian para ilmuwan, seberapa luas alam semesta ini? Sejauh ini mereka menyimpulkan bahwa garis tengah (diameter) alam semesta ini adalah 30 miliar tahun cahaya. Namun mereka juga dihadapkan pada suatu fakta yang menga-gumkan, sekaligus juga, mungkin membingungkan, ternyata alam semesta ini jugasedang bergerakke suatuarahyang tidakmerekaketahui”muaranya”!
Namun satu hal yang pasti, para akhli itu yakin pula bahwa alam semesta ini suatu ketika pasti akan hancur dan dalam teminologi agama disebut kiamat!
Para ilmuwan menamakan kiamat itu dengan berbagai istilah, ada yang menyebut heat death of the universe (kematian panas alam semesta), ada yang mengistilahkan steade state universe, ada juga yang menyebut oscillating universe. Ya, apa pun namanya, pengertiannya satu: kiamat!
“Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tithannya. “(Q.S. ar-Ruum [30]: 8).
Allah-lah yang menentukan kapan kematian alam semesta (kiamat) terjadi, yangjuga disebut kiamat besar (kubra). Sedangkan kematian diri kita, disebut juga sebagai kiamat kecil (sugra). Yang menarik adalah fakta pergerakan alam semesta di mana putaran setiap galaksi, bintang, planet beserta satelitnya berlawanan dengan arah jarumjam, yaitu berputar ke kiri, persis seperti putaran orang thawaf di Baitullah,juga persis putaran benda yang teramat kecil yaitu atom. Putaran-putaran itu, bagaimanapun melambangkan ketundukan (ketaatan) kepada Yang Maha Menggerakkan Semuanya, yakni Allah SWT. Adakah semua itu bersifat kebetulan semata? Tentu saja tidak! Perhatikanlah, semua planet, bintang-bintang, galaksi,juga super cluster (gugusan galaksi), bahkan seluruh alam ini, bergerak secara terukur sesuai dengan kadarnya masing-masing.
“Sucikanlah Nama Tithanmu yang Maha Tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan (ciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi peturyuk” (Q.S. al-A’la[87]: 1-3).
Jagad raya ini, tunduk patuh terhadap ketentuan-Nya. Namun manusia, ada yang tunduk ada yang tidak. Tentu sebagai orang beriman kita tunduk (berserah diri) dengan ikhlas kepada-Nya dengan tetap berpegangpadaAlQur’andan Sunnah Rasul-Nya.
“Wahai orang-orang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya dan jangan kamu mati kecuali dalam keadaan berserah diri (muslim) “(Q.S. 3: 102).
Fakta-fakta mengenai kebenaran yang tidak terbantahkan, seperti mengembangnya jagat raya ini yang berujung pada kehancuran dan ”berkembang-nya” hidup kita yang pasti berakhir pada kematian, adalah fakta yang sangat jelas. Akankah fakta-fakta itu membuat diri kita tunduk dan taat kepadaAllah SWT? Apabila tidak juga tunduk dan berserah diri, maka kerugian dan penderitaanlah yang pasti ditemui, baik di dunia maupun di akhirat kelak.
“Satu Tujuan, Satu Visi & Misi” Sebuah komunitas non profit dari Forum Satu Tujuan (di mana komunitas pendaki gunung & aktivis alam berkumpul & melakukan kegiatan amal).
Sebuah karya kolektifberdasarkan filosofi dalam masyarakat Bali yang disebut ” Ngayah” yang berarti bergabung dan bekerja bersama dalam tanggung jawab dan saling kerjasama. Forum Satu Tujuan adalah sarana katalis mendukung beberapa organisasi masyarakat dan individu dan independen yang memiliki kesatuan Visi dan Misi dalam usaha konservasi alam, terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, kegiatan amal dan kegiatan di luar ruangan yang seperti opsi ( operasi bersih-bersih) gunung, pantai & alam bebas.
Dalam beberapa kali banyak pendaki gunung dan penggiat alam bebas terutama di Indonesia masing kurang kesadaran, khususnya kesadaran akan pentingnya melindungi alam sehingga banyak yang masih mengotori Vandalisme terhadap lingkungan / fasilitas umum.
Saat ini kegiatan diluar ruangan yang dilakukan oleh para pecinta alam dan kegiatan di alam bebas berkembang pesat di Indonesia tetapi juga berkontribusi dalam masalah sampah sebagai hasil dari rendahnya kesadaran / awareness terhadap pentingnya pelestarian lingkungan dan alam.
Suatu kegembiraan tersendiri kendatipun terasa letih berdiri sendiri diantara hamper seribu para kaum hawa memadati aula utama lantai dua Mushalla Al Muhajirin Monang Maning tidak biasanya hari itu dipadati dengan penuh sesak baik di lantai satu dan lantai dua kaum hawa.pasalnya ditengah acara yang digelar oleh FKMTI kerja bareng MTPH.Al.Makbruroh Aneka Lomba,Bazar,dan Tabliegh Akbar hari itu ada yang terasa istimewa hadirnya sosok yang dikagumi banyak orang,dari apanya kelembutanya,kecantikannya,terutama kesholekahanya……hj.Sari Ismoyo yang mondar mandir melayani acara tersebut memberikan kesempatan suara umat mewawancarai secara khusus setelah tausiahnya selesai.berikut hasil obrolanya secara santai……………SUARA UMAT,memberikan tiga pertanyaan mengingat waktu yang amat sempit,tetapi dijelaskan secara gamblang sbb;
SUARA UMAT; Bagaimana pendapat Teh Ninih terkait dengan pembinaan kaum Remaja,mengingat pengaruh global
TEH NINIH; Situasi global kita tidak bisa terhindar,justru bagaimana kita bisa memanfaatkan situasi tersebut dengan situasi islami,tentu kita harus membekali para Remaja kita dengan aqidah yang kuat,terutama berangkat dari keluarga sendiri,seberapa pedulikah keluarga dengan situasi sedemikian itu,kemudian lingkungan kita apakah sudah mendukung ,jika belum ya kita harus membangun lingkungan kita dengan kebersamaan.dengan kebersamaan lah kita bisa bersih lingkungan.Kemudian dari kelompok,kelompok pengajian,sekolah dan seterusnya secara istiqomah.
SUARA UMAT; Sebegitu banyak acara,bagaimana teh Ninih,mengatur waktu.
Teh Ninih : Ya kita ini sebagai umat muslim kan sudah terbiasa mengatur waktu,seperti jadwal sholat saja,disamping tentu harus dikoordinasikan,dikomunikasikan,baik dari keluarga,dari pihak-pihak terkait yang paling penting semua hendaknya terkoordinasi secara cermat dan baik.demi waktu.
SUARA UMAT; Bagaimana hubungan dengan AA.Gyame.
THE NINIH; Alhamdulillah selama ini baik baik saja walaupun sering berjauhan akan tetapi kan bisa dikomunikasikan baik melalui telepon dan lain-lain.kan sekarang jauh terasa dekat.sudah banyak perangkat pendukung.yang paling penting masih saling percaya.
SUARA UMAT; Bagaimana sekarang ini pola membina umat
The Ninih: Diawali dengan diri kita sebagai panutan umat kemudian bina aqidah keislaman yang kuat
SUARA UMAT; Bagaimana mencari pemimpin kedepan
Teh Ninih : Tentu seyogyanya kita memilih pemimpin yang kuat,kuat aqidahnya,kuat mental spriritualnya,keimananya dan pengetahuanya sehingga dapat memimpin umat secara baik dan disukai rakyatnya.
